Rabu, 30 April 2008

EXPERIENCE IS THE BEST TEACHER

Experience is the best teacher

Experience as everybody knows is the best teacher,. It is direct personal participation or observation. It is also called as the totality of a persons perceptions, feelings, and memories. Some experts said that experience is a particular incident and feeling that a person has undergone. Experience may also be defined as the totality of characteristic, both past and present that make up the particular quality of a person, place or people. Its main aim is to teach every human being how to live in this world. And no body can teach this life as well as the experience can.
The parable of an experience is like a stern schoolmistress, who ses hard lessons, punishes severally who are inattentive and stupid, and charges very high fees. The experience teaches a life in a way as through as possible. And finally every one never forgets its lessons.
The worst situation is that a person sometimes learns its lessons too late. For example, a man who breaks all the rules of health in his youth by self indulgence and vice, learnt at last, when his health is wrecked for life the right way of living. In his regard, surely, too late to be of any use to him. It may be that human being should be glad to learn how to live well from experience of their fathers, as recorded in books or as taught by the advice of the elders. But how many young people do not. They scoff at warnings and advice. But they go by their own ways. For instance, a person my a child against playing with matches, but he never believes him until he scorches his hands. And finally, the burnt child dreads the fire.
A person may tell a boy not to meddle with stray dogs, but the fact will show that he turns a dear ear till he gets a nasty bite from one. And the result is once bitten twice shay. He has to learn from experience, and every one upon its lessons is not apt to forget.
In the same way older people have to learn for themselves, often by bitter experience. They learn from the old truth such as: Honesty is the best policy, all is not gold that glitters, a rolling stone gathers no moss, he who touches pitch is defiled, no pains, no gains, waste not, want not, cut yor coat according to your cloth, a fool and his money are soon parted, look before you leap and they way of transgressors is hard.
In such old proverbs much wisdom gained by experience has been stored. It is by suffering a person learns patience, by facing danger a person learns courage, by sorrow he learns shimpathy, and by mistake he learns wisdom.
But all its lessons are not unpleasant. These all depend on every person. For one can easily learn that honesty pays in the long run, as the dishonesty does not.
The temperance maintains health, as the excess ruins body and soul. The kindness to other brings joy, as the selfishness breeds unhappiness. Hardworking brings success, and the idleness means failure. In short experience shapes every man what he is. And finally it is really one what the success of life depends.



Pengalaman adalah guru yang terbaik

Pengalaman karena semua orang mengetahui adalah guru yang terbaik,. [Itu] adalah mengarahkan pengamatan atau keikutsertaan pribadi. Ini juga [disebut/dipanggil] seperti keseluruhan seseorang persepsi, perasaan, dan memori. Beberapa tenaga ahli berkata pengalaman itu adalah peristiwa dan perasaan tertentu yang seseorang telah mengalami. Pengalaman boleh juga digambarkan sebagai keseluruhan karakteristik, kedua-duanya masa lampau dan menyajikan itu menyusun;merias mutu yang tertentu seseorang, tempat atau orang-orang. Tujuan [yang] utama nya adalah untuk mengajar tiap-tiap manusia bagaimana cara tinggal di dunia ini. Dan tak seorangpun dapat mengajar hidup ini seperti halnya pengalaman dapat.
Cerita perumpamaan dari suatu pengalaman seperti suatu buritan schoolmistress, [siapa] yang ses pelajaran [sulit/keras], menghukum beberapa [siapa] yang adalah dungu dan ceroboh, dan [menuntut/tugaskan] pembayaran sangat tinggi. Pengalaman mengajar suatu hidup dengan cara seolah-olah [sebagai/ketika] mungkin. Dan akhirnya semuanya tidak pernah melupakan pelajaran nya.
Yang terburuk situasi adalah bahwa seseorang kadang-kadang belajar pelajaran nya sudah terlambat. Sebagai contoh, laki-laki yang pecah;kan semua ketentuan-ketentuan kesehatan di (dalam) [masa/kaum] muda nya [oleh/dengan] kemanjaan diri dan sifat buruk, belajar pada akhirnya, ketika kesehatan nya rusak seumur hidup cara hidup yang benar [itu]. Di (dalam) hormat nya, [yang] sungguh pasti, sudah terlambat untuk;menjadi tentang segala penggunaan kepadanya. Mungkin saja manusia itu harus gembira untuk belajar bagaimana cara [tinggal/hidup] baik dari pengalaman [dari;ttg] para bapak mereka, [seperti/ketika] direkam buku atau sebagai yang diajar oleh nasihat yang lebih tua. Tetapi berapa banyak orang-orang muda mereka. Tidak mengejek pada peringatan dan nasihat. Tetapi mereka pergi dengan cara mereka. Sebagai contoh, seseorang anak seorang ku melawan terhadap meremehkan pertandingan, tetapi ia tidak pernah percaya dia sampai ia menghanguskan tangan nya. Dan akhirnya, anak yang dibakar; terbakar ketakuan akan api [itu].

Seseorang [tidak/jangan] boleh ceritakan [kepada] seorang anak laki-laki [bagi/kepada] turut campur tangan stray anjing, tetapi fakta akan menunjukkan bahwa ia memutar suatu telinga rusa hingga ia mendapat/kan suatu menjijikkan menggigit dari satu. Dan hasil sekali ketika digigit dua kali shay. Ia harus belajar dari pengalaman, dan semuanya di atas nya pelajaran tidaklah cenderung untuk melupakan.
Dengan cara yang sama orang-orang lebih tua harus belajar untuk diri mereka, sering oleh pengalaman pahit. Mereka belajar dari kaum tua kebenaran seperti: Kejujuran adalah kebijakan yang terbaik, semua bukanlah emas yang berkelip, suatu batu bergulung tidak mengumpulkan apapun lumut, ia yang sentuh titi nada/lemparan dikotori, tidak (ada) sakit, tidak (ada) keuntungan, barang sisa bukan, kekurangan yang tidak, memotong yor mantel menurut kain mu, suatu orang bodoh dan uang nya segera dipisahkan, lihat [sebelum/di depan] kamu melompat dan mereka [jalan/cara] pelanggar dengan keras.
Dalam . yang sedemikian pepatah tua banyak kebijaksanaan yang diperoleh oleh pengalaman telah disimpan. [Itu] adalah dengan menderita seseorang belajar kesabaran, dengan menantang bahaya seseorang belajar keberanian, dengan duka cita [yang] ia belajar shimpathy, dan sebab kekhilafan ia belajar kebijaksanaan.
Tetapi semua pelajaran nya tidaklah tak enak. Ini semua tergantung pada tiap-tiap orang. Karena seseorang dapat dengan mudah belajar bahwa upah kejujuran pada akhirnya, [seperti;sebagai;ketika] ketidak jujuran tidak.
Kesederhanaan memelihara kesehatan, [seperti;sebagai;ketika] kelebihan merusak jiwa raga. Kebaikan [bagi/kepada] lain membawa kegembiraan, [seperti;sebagai;ketika] egoisme menternakkan ketidak bahagiaan. Hardworking membawa sukses, dan kemalasan berarti kegagalan. Singkatnya mengalami semua orang bentuk [yang] apa yang ia adalah. Dan akhirnya [itu] sungguh satu apa yang sukses hidup tergantung.

Tidak ada komentar: